Kepentingan Amerika Serikat dalam Perang Teluk II

Kelompok 4
1. Sejarah Perang Teluk by Ramita Paraswati
2. Keterlibatan Amerika Serikat Dalam Perang Teluk II by Marfi Arindo Yusni
3. Invasi Amerika Serikat Terhadap Irak dalam Perang Teluk II by Arinda Hadianto
4. Peran AS dalam Perang Teluk II by Faizal Malik
5. Kepentingan Amerika Serikat dalam Perang Teluk II by Harya Bima Pratitakusuma
6. Landskap Politik Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Kuwait Studi Kasus: Perang Teluk II (Irak-Kuwait) by Putri Adhira
6. Islam dan Kebijakan Politik Luar Negeri Amerika Serikat by Yana Yuli Yani
7. Peran Amerika Serikat terhadap Kontrol Proliferasi Nuklir di Iran by Pandi Ahmat


A. Latar Belakang

Perang Teluk II merupakan perang yang melibatkan Iraq dan Kuwait yang dipicu oleh penyerbuan 100.000 pasukan Iraq terhadap Kuwait yang terjadi pada tanggal 2 Agustus 1990. Perang ini adalah perang kedua terbesar Iraq setelah perang Iran-Iraq, sekaligus merupakan perang pertama dimana Amerika Serikat ikut serta sebagai aktor utuh yang ikut berperang. Salah satu dari penyebab Perang Teluk II adalah adanya konflik perbatasan yang belum selesai dan Iraq mengklaim Kuwait telah melakukan pengambilan minyak secara illegal diwilayah teritorial Iraq. Perang ini melibatkan Amerika Serikat dan koalisi PBB serta sebagian besar negara-negara Arab seperti Yaman, Yordania dan PLO (Palestinian Liberation Organization) yang bergerak membantu Kuwait melawan Iraq.

Iraq dan Kuwait merupakan negara yang terletak di kawasan Timur Tengah, memiliki posisi geografis yang strategis karena kawasan ini merupakan poros dari jalur dunia antara Benua Eropa, Asia, dan Afrika. Selain itu, keunggulan dari kedua negara tersebut memiliki cadangan minyak yang besar di dunia, di mana Kuwait menempati posisi ke 5 dan Iraq menempati posisi ke 4. (BADKAR, 2012)

Keterlibatan Amerika Serikat terhadap Perang Teluk II dicurigai memiliki agenda rahasia untuk mengkontrol sumber daya minyak di Kuwait. Amerika Serikat dengan kemajuan hasil industri dan teknologinya sangat membutuhkan bahan-bahan baku dan bahan penopang lainnya, salah satunya adalah minyak. Hal ini di lakukan demi menjaga kegiatan industri dan ekonomi dalam negerinya. Pada paper kali ini, saya akan menjelaskan mengenai Kepentingan Amerika Serikat dalam Perang Teluk II.

B. Pembahasan
Di mulai dari rencana Saddam Hussein yang ingin menginvasi Iraq pada tahun 1990. Sebelum mengivasi Iraq, Saddam Hussein meminta persetujuan kepada April Catherine Glaspie, duta besar Amerika di Iraq mengenai invasinya ini. Glaspie memberikan jawaban “We took no position on these Arab affairs” (GORDON, 2011) yang diartikan oleh Saddam Husein bahwa Amerika tidak akan ikut campur dalam rencananya untuk melakukan invansi ke Kuwait. Namun ternyata Saddam Hussein salah dalam mengartikan hal tersebut. Setelah Arab Saudi meminta bantuan kepada Amerika Serikat, Amerika Serikat mulai mengirimkan pasukannya ke Arab yang dibantu juga dengan pasukan dari negara-negara Arab, kecuali Syiria. Selain dari negara-negara Arab bantuan militer juga datang dari negara-negara di benua Eropa Barat seperti Inggris, Jerman Barat, dan Prancis, serta bantuan dari beberapa negara dikawasan Asia.

Iraq dikecam oleh dunia internasional akibat invansi yang dilakukannya, namun kecaman tersebut tidak membuat Saddam Hussein berhenti melancarkan invasinya. Hal ini yang kemudian membuat pasukan aliansi yang dipimpin oleh Amerika Serikat memberi peringatan kepada Iraq untuk meninggalkan Kuwait sampai tanggal 15 Januari 1991. Namun, peringatan tersebut tetap saja diabaikan oleh Iraq. Pada tanggal 16 Januari 1991, tentara Amerika Serikat beserta koalisi dibawah otoritas PBB menyerang wilayah Iraq dan wilayah Kuwait yang diduduki Iraq melalui serangan udara. Iraq membalasnya dengan meluncurkan rudal SCUD yang diarahkan ke pos-pos militer musuh, serta mengarahkan rudal kepada Israel dengan maksud memancing Israel agar ikut masuk dalam perang. Namun strategi ini tidak berhasil karena Amerika Serikat menjamin Israel aman dari jangkauan rudal Iraq (Akhmad, 2010).

Amerika Serikat kemudian melakukan pembelaan atas serangan terhadap Irak dan keterlibatannya terhadap konflik Iraq-Kuwait. Pembelaan Amerika Serikat adalah ingin melindungi kedaulatan teritorial Kuwait dan juga mempermasalahkan track record Saddam Hussein mengenai pelanggaran HAM serta menuduh Irak memiliki senjata pemusnah masal sehingga dapat mengganggu kestabilan dan keamanan dunia. Akibat tuduhan tersebut, Amerika Serikat melakukan invasi ke Irak dan operasi ini kemudian dikenal dengan nama operasi pembebasan Irak. Hal ini dilakukan agar Amerika Serikat dapat meletakkan kepentingan nasionalnya di Timur Tengah, dengan tujuan utamanya memberi pengaruh terhadap Iran dan memberi tekanan kepada negara-negara Teluk untuk membasmi kelompok ekstrim anti Amerika. Dengan demikian Amerika Serikat dapat melakukan strategis pengendalian harga minyak mentah dunia dan memantapkan posisinya sebagai penguasa dunia.

Lengsernya presiden Saddam Hussein membuahkan hasil bagi Amerika Serikat, di mana Amerika Serikat berkuasa sebagai  pemenang dan menetapkan Teluk Persia sebagai Central of Grafity (COG) pertamanya menjadi daerah penyedia minyak yang sangat potensial (Yergin, 1991).

C. Kesimpulan
Perang Teluk II yang melibatkan Kuwait dan Iraq, merupakan perang dari akibat Iraq melakukan invasi terhadap Kuwait pada 2 Agustus 1990. Invasi yang dilakukan oleh Iraq menjadi pukulan berat bagi Amerika Serikat, karena tindakan ini dianggap dapat mengancam kepentingan nasional Amerika Serikat di wilayah Teluk Persia untuk menjamin minyak terus mengalir ke negara tersebut. Hal ini yang menjadi alasan utama mengapa Presiden Amerika Serikat, George W. Bush melakukan intervensi terhadap Perang Teluk II, walaupun dengan berbagai alasan seperti tuduhan terhadap negara Irak dengan gaya kepemimpinan yang dikatator, mendukung kegiatan terorisme internasional, dan kepemilikan senjata kimia yang dapat dijadikan sebagai senjata pembunuh masal dan dapat mengganggu kestabilan dunia.

Selain itu kebijakan politik luar negeri Amerika untuk melakukan invasi terhadap Perang Teluk II ini agar dapat memberikan pengaruhnya terhadap negara Iran yang bertetangga dengan Irak. Dengan demikian, Amerika Serikat sudah dapat melumpuhkan dua negara yang dituduhkan memiliki senjata pemusnah masal dari empat negara yang yang masuk dalam daftar hitam negara pengganggu kestabilan keamanan Amerika dan dunia yaitu Irak, Iran, Libya, dan Korea Utara. Selain itu, Amerika Serikat juga memberi tekanan militer terhadap negara-negara yang berada di wilayah Timur Tengah dengan memaksa pemerintah negara-negara Teluk membasmi kelompok ekstrim yang anti terhadap pemerintah Amerika. Dengan demikian Amerika Serikat dapat melakukan pengendalian harga minyak mentah dunia guna memantapkan posisi Amerika sebagai negara adikuasa dan Penguasa Dunia.

D. Referensi
Akhmad, I. (2010). Perang-Perang Berpengaruh di Dunia. Yogyakarta: Yogya Bangkit Publisher.

BADKAR, M. (2012, May 11). 15 Countries Sitting On Gigantic Oceans Of Oil. Retrieved from Bussines Insider: http://www.businessinsider.com/15-countries-with-the-biggest-oil-reserves-2012-4?IR=T&op=1

DR. Sidik Jatmika, M. (2014). Pengantar Studi Kawasan Timur Tengah. Yogyakarta: Maharsa Publising House.

Duff, G. (2011, January 31). Congressman Ron PAul : Classified Cable Proves US OK'd Saddam's Kuwait Invantion. Retrieved Juni 7, 2015, from Veteranstoday: http://www.veteranstoday.com/2011/01/31/cong-ron-paul-classified-cable-proves-us-okd-saddams-kuwait-invasion/

Saefullah, S. (2013, 13 October). Finlandized, Alasan Amerika Lancarkan Perang Teluk terhadap Iraq (1). Retrieved from Islam Pos: https://www.islampos.com/finlandized-alasan-amerika-lancarkan-perang-teluk-terhadap-iraq-1-84691/

Yergin, D. (1991). The Prize: The Epic Quest for Oil, Money, and Power. New York City: Simon & Schuster.